Membicarakan keindahan panorama alam di kabupaten paling barat di Provinsi Jambi ini seakan tidak akan pernah habis. Kerinci dengan luas wilayah 420.000 hektar, sekitar 51,2 persen atau 215.000 hektar di antaranya merupakan kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Sisanya, 205.000 hektar (48,8 persen), merupakan kawasan peruntukan. Keindahan alam Kerinci dengan TNKS ibarat sekeping mata uang dengan dua sisi, tidak bisa dipisahkan.
Kabupaten Kerinci merupakan enklave dataran tinggi terbesar di dunia, dikelilingi oleh TNKS. Udaranya sejuk, rata- rata per tahun minimum 17 derajat celcius, dan maksimum 27 derajat celcius. Berada pada ketinggian 700-2.000 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan titik tertinggi puncak Gunung Kerinci 3.805 meter dpl.
Pemerintah Kabupaten Kerinci sejak lima tahun terakhir terus bergiat mempromosikan keindahan alamnya sebagai obyek wisata ke tingkat nasional maupun internasional. Di daerah ini tersedia wisata alam, agrowisata, wisata budaya, dan sejarah.
Sekitar 70 persen obyek wisata di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Kerinci dan relatif berdekatan sehingga mudah dikunjungi. Satu bentuk promosi yang dilakukan adalah digelarnya Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK), yang tahun ini merupakan yang keempat kalinya dilaksanakan.
FMPDK terbukti mengundang perhatian luar biasa besar, bukan hanya dari masyarakat Kabupaten Kerinci, tetapi juga wisatawan domestik dan mancanegara. Tentu saja tidak ketinggalan masyarakat asal Kerinci yang tinggal di luar Kerinci, termasuk di luar negeri, seperti di Singapura dan Malaysia. Upacara pembukaan, 6 Juli lalu, sedikitnya dihadiri 55.000 pengunjung.
Festival ini juga menampilkan acara unik, yaitu pacu anjing yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Sungaipenuh.
Sekitar 100 anjing adu cepat mengejar anak babi. Sekali putaran, 10 anjing berikut dengan nomor pesertanya dilepas serentak untuk mengejar seekor anak babi hutan yang diikat pada jarak sekitar 75 meter.
SEBUAH kabupaten dengan penduduk 357.450 orang bisa melaksanakan sebuah festival budaya yang bisa dikategorikan sebagai event nasional di bidang kebudayaan dan pariwisata patut diacungi jempol. Tinggal selangkah lagi, yaitu publikasi dan promosi, untuk dapat dikategorikan sebagai festival bertaraf internasional.
Ruslan (52) dan keluarga, penduduk Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, misalnya, mengaku berangkat dari rumahnya yang terletak sekitar 60 km sebelah utara Danau Kerinci setelah shalat subuh. "Kami bawa nasi dan carter kendaraan. Apakah hari ini ada pertunjukan lukah gilo (lukah gila)?" tanyanya.
Lukah gilo adalah kesenian masyarakat Kerinci yang dimainkan beberapa orang dalam suasana gembira. Lukah gilo merupakan permainan yang menarik untuk diikuti, dan mengandung unsur magis.
Permainan menggunakan lukah (alat tangkap ikan) yang setelah diberi mantra menjadi liar, bergerak sendiri, dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Orang yang mengadakan pertunjukan ini seolah tidak sanggup menghentikan gerakan lukah. Dalam permainan ini, penonton bisa mencoba memegang dan mengendalikan lukah.
Turis asal Belanda, Katy (29) dan pasangannya yang terkagum-kagum dan sibuk mengambil foto berbagai acara FMPDK mengaku sudah berada di Kerinci sejak dua hari sebelum FMPDK IV dibuka. Pengunjung mancanegara lainnya, Mark (45) asal Jerman, yang sudah sepekan di Kerinci mengaku kagum dengan keindahan alam dan budaya daerah itu. Hampir setiap hotel di kota Sungaipenuh ditemukan turis mancanegara, umumnya dari negara-negara Eropa, seperti Belanda, Jerman, Inggris, dan Perancis.
Pembukaan FMPDK IV ditandai dengan pemukulan beduk yang dihiasi ornamen budaya masyarakat Kerinci oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais, didampingi Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin, dan Bupati Kerinci Fauzi Siin.
Sebelum festival dibuka, dilakukan pawai budaya dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci, melintasi panggung kehormatan. Setiap kontingen kecamatan menampilkan ragam corak atraksi budaya dan kesenian, lengkap dengan pakaian dan atribut masing-masing. "FMPDK sudah melekat di hati masyarakat Kerinci dan sekaligus merupakan kesempatan untuk memperkokoh silaturahmi, baik yang berada di kampung halaman maupun di perantauan," ujar Amir Syam, staf Bagian Infokom Pemkab Kerinci.
Mencapai Kerinci
BAGAIMANA mencapai Kabupaten Kerinci? Kerinci bisa dicapai melalui empat jalur jalan darat. Pertama, jalur kota Jambi-Sarolangun-Bangko- Sungaipenuh (420 km) dengan waktu tempuh 10-12 jam. Di musim hujan, waktu perjalanan bisa menjadi 12-14 jam.
Kedua, dari Padang ke Sungaipenuh melalui Muaralabuh (180 km), dengan waktu tempuh empat hingga enam jam. Ruas jalan ini relatif baik, dan merupakan ruas jalan yang paling banyak digunakan.
Ketiga, Padang-Sungaipenuh lewat Painan, Pesisir Selatan (277 km) dengan waktu tempuh lima sampai tujuh jam. Terakhir dari Bengkulu-Sungaipenuh melalui Bengkulu Utara (420 km) dengan waktu tempuh 10 jam.
Melewati semua ruas jalan ini tersedia angkutan umum yang cukup banyak, baik bus maupun kendaraan travel. Ongkos naik bus Jambi-Sungaipenuh Rp 40.000 per penumpang, dan mobil travel Rp 55.000 per penumpang. Juga tersedia kendaraan carteran. Meskipun terdapat kerusakan di banyak tempat, semua ruas jalan ini bisa ditempuh dengan semua jenis kendaraan. Dari segi keamanan, kawasan ini cukup aman, baik siang maupun malam.
Rumah makan dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tersedia pada setiap jarak 60 km, kecuali di ruas Bangko-Sungaipenuh, SPBU hanya ada di Bangko (Kabupaten Merangin) dan Sungaipenuh, Kerinci.
Sejak awal Juli 2003, Kabupaten Kerinci dapat dicapai dengan pesawat udara dari Jambi. Penerbangan Kerinci Air dengan pesawat kecil melayani rute Bandara Sulthan Thaha (Jambi)-Bandara Depati Parbo (Kerinci) setiap hari, bahkan dua hingga tiga penerbangan sehari.
Hal ini dimungkinkan setelah adanya perbaikan dan peningkatan lapangan parkir pesawat, landasan pacu, ruang tunggu, dan fasilitas lainya di Bandara Depati Parbo Kerinci. "Saat ini panjang landasan pacu Bandara Depati Parbo baru 750 meter. Rencananya tahun ini bisa ditambah 500 meter lagi menjadi 1.250 meter sehingga bisa didarati pesawat CN-235 dan Fokker dengan 35-60 penumpang," kata Fauzi.
Jalan raya dari Kota Jambi-Sungaipenuh pada ruas Muaratembesi-Sarolangun (104 km) kini dalam kondisi rusak berat. Ruas Bangko-Sungaipenuh (160 km), di beberapa lokasi rawan longsor dan badan jalan amblas. Ruas ini yang sebagian besar berada di Pegunungan Bukit Barisan, badan jalan sempit dengan bukit terjal di satu sisi dan jurang yang dalam di sisi yang lain.
Banyak tikungan, tanjakan, dan turunan tajam sehingga sopir harus ekstra hati-hati, dan kendaraan tidak bisa dipacu lebih dari 60 km per jam.
MENGEMBANGKAN pariwisata Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Kerinci, tentu tidak cukup dengan FMPDK dan hanya bermodalkan keindahan alam, keramahtamahan penduduk, keunikan budaya, sejarah, seni tari, dan lagu yang rancak.
Pariwisata memerlukan sarana dan prasarana pendukung serta melibatkan semua pihak. Mulai dari sarana transportasi, biro perjalanan, keamanan, pemandu wisata, hotel, restoran, bank, hingga sarana komunikasi.
Untuk menunjang pariwisata di Kabupaten Kerinci, di Kota Sungaipenuh tersedia delapan hotel dengan 300 kamar lebih. Sedangkan di Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, dekat dengan berbagai obyek wisata, ada enam home stay dan satu mes milik PT Perkebunan Nusantara VI yang bisa disewa.
0 komentar:
Posting Komentar